Apakah Layak Seorang anak kecil diberikan ponsel pintar?
Apakah Layak Seorang anak kecil diberikan ponsel pintar?-Teknologi pada saat ini sudah memasuki era perkembangan yang begitu pesat. Bahkan dengan kehadiran teknologi saat ini sudah hadir dengan berbagai fungsi yang serba bisa. Mulai dari Teknologi robotic, teknologi Otomotif, sampai ke ramah teknologi informasi dan lain sebagainya. Hadirnya berbagai perkembangan teknologi saat ini sangat membantu bagi kebutuhan hidup umat manusia.
Contoh yang paling mendasar ialah Handphone atau biasa disebut dengan HP. Handphone merupakan salah satu teknologi berbasis seluler yang ada di dunia. Dikutip dari laman kompas.com bahwa teknologi seluler masuk ke Indonesia dimulai pada tahun 1984 dengan berbasis teknologi Nordic Mobile Telephone ( NMT ).
Baru ditahun 1985 -1992 ponsel sudah mulai tersebar diberbagai daerah di Indonesia, namun saat itu ponsel tidak dapat dimasukkan ke dalam saku celana. Karena bentuknya lumayan besar dan panjang, berat nya saja rata-rata 430 gram ( hampir mendekati setengah kilogram ). Dulu juga harga ponselnya tidak begitu murah.
Kini walaupun harga nya masih bisa dikatakan lumayan mahal. Tapi siapa sih yang saat ini tidak mempunyai hp? Semua orang memiliki benda ini. Mulai dari yang dewasa hingga anak balita pun sudah diberi hp.
Dulu waktu saya masih SMP bahkan SD yang masih cinta-cintaan monyet dengan si dia. Hp hanya bisa digunakan untuk menulis pesan singkat dan menelpon saja. Namun saat ini Hp memiliki fungsi yang Multitasking atau serbabisa.
Selain untuk menelpon dan mengirim pesan singkat Hp juga bisa untuk Video Call, bermain game online yang hampir setara dengan game PC, chat-an gebetan menggunakan sosial media, pesan-pesan barang melalui via online, pesan-pesan makanan melalui ojek online, bahkan urusan administrasi pemerintahan sudah menggunakan Hp.
Saat ini mayoritas kita sering kali melihat anak-anak sudah memiliki hp, walaupun terkadang ada anak yang meminjam hp sanak keluarga atau orang tuanya karena tingkat perekonomian keluarganya masih rendah.