Bahagia Versiku


Hai sobat, pernahkah kalian berpikir bagaimana caranya berbahagia? Apakah kebahagiaan hanya bisa diraih dikala kita sudah kaya? Pernahkah berpikir seperti itu? Dulu waktu duduk dibangku sekolah dari SD,SMP, SMA bahkan duduk dibangku kuliah. Kita selalu berpikir bahwa bahagia itu harus mempunyai banyak uang dulu baru bisa bahagia.

Mempunyai mobil, rumah pribadi, kerjaan yang mumpuni, pasangan yang kita sukai dan lain sebagainya. Jika kita sudah mendapatkan itu lantas apakah kita akan merasa bahagia? Manusia tidak pernah puas selalu ada saja nafsu yang akan membawanya melalangbuana ke ambisi dunia. Jangan heran itulah hakikat manusia.

Bahagia dengan versiku sederhana. Bukan tentang materi dan kaya saja. Melihat orang-orang disekitarku senyum itu sudah membuatku bahagia. Bukankah jika kita bersyukur atas nikmat-Nya itu sudah membuat kita bahagia? Jika kita bahagia dengan melihat kekayaan harta dan sebagainya maka, menurut ku itu bukan bahagia. Itu hanya nafsu yang tugas nya menjadi sarana untuk menggoda. Jika kita beranggapan bahwa “aku harus kaya, jika aku kaya aku pasti bahagia”. Anggapan itu salah besar. Jika masih beranggapan seperti itu pasti kita melakukan hal-hal apapun itu yang bisa membuat kita kaya terus menjadi bahagia.

Versiku, melangkah menuju kebahagiaan merupakan langkah yang sangat sederhana dan bisa dilakukan dengan tidak melewati ambang batas norma-norma termasuk norma agama. Bahagia kuncinya hanya terletak kepada mindset kita. Jika kita bermindset bahagia bisa diraih dengan cara mensyukuri nikmat-Nya  maka, setiap kali pasti kita merasakan kebahagiaan.

Bernapas juga membuat kita bahagia ; ramah kepada orang lain juga bisa membuat kita bahagia ; memberi dan membagikan apa yang kita miliki dengan orang yang membutuhkan juga membuat kita bahagia. Sebab versiku senyum yang terdapat di muka orang lain terhadap aku membuat ku lebih bahagia ketimbang aku harus berkeliling dunia mencari kata bahagia.

Itu hanya versiku menuju kebahagiaan. Setelah itu, terserah sobat mau seperti apa dan bagaimana mencapai titik kebahagiaan. Sebab manusia mempunyai perspektif sendiri tanpa harus saling menjelekkan, mengadili, dan menghakimi. Hargai pendapat orang lain dan beri dia apresiasi bukan dipersalahkan apalagi sampai disanksi berlebihan. Naudzubillah.

Terima Kasih kepada sobat yang telah meluangkan waktu yang berharga untuk membaca tulisan ini. Silahkan comment dan berikan saran. Jika bermanfaat silahkan share.

Jangan Lupa Bahagia

Pak Endek

Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi