Berwisata ke Tempat Asal Muasal Berdirinya Kota Pontianak

Berwisata ke Tempat Asal Muasal Berdirinya Kota Pontianak
Img : Masjid Jami' Sultan Abdurrahman Alkadri



Menceritakan tentang kota Pontianak memang tidak ada habis-habisnya. Dari segi kemajemukan etnis nya, kehidupan sosial masyarakatnya yang heterogen, Kehidupan segi ekonominya, sampai kepada cerita asal-muasal dan sejarah kota ini berdiri.

Secara geografis, Kota Pontianak memiliki luas sekitar 107,82 Km2. Kota Pontianak juga dilintasi garis khatulistiwa dan tepat berada di tengah kota. Secara astronomis, Kota Pontianak terletak pada 00 02’ 24” Lintang Utara sampai 00 35’ 37” Lintang Selatan dan  1090 16’ 25” sampai dengan 1090 23’ 01” Bujur Timur.

Kota ini dijuluki sebagai Kota Khatulistiwa karena kota ini berada tepat ditengah khatulistiwa. Garis Khatulistiwa merupakan sebuah garis khayal yang membagi bumi menjadi dua belahan yaitu Utara dan Selatan. Kota Pontianak juga dijuluki kota seribu parit, karena kota ini dialiri banyak sekali parit-parit yang mengalirkan air ke sungai.

Namun untuk kali ini penulis akan menceritakan pengalaman pribadi penulis tentang berwisata ke Istana Kesultanan Kadriah. Kesultanan Kadriah sendiri merupakan sebuah kesultanan kerajaan bercorak islam-melayu yang ada di kota Pontianak. Konon katanya, kesultanan inilah yang menjadi dasar berdirinya sebuah kota bernama Kota Pontianak.


Asal Mula Kota Pontianak


Jika kalian ingin mengetahui asal mula berdirinya Kota Pontianak. Kalian pasti akan mendengar tentang cerita Kesultanan Kadriah. Kesultanan yang bercorak melayu-islam tersebut memang menjadi tonggak awal berdirinya Kota Pontianak.

Istana kesultanan kadriah ini juga bisa menjadi tempat Wisata Kota Pontianak yang terbaik dan terfavorit bagi pengunjung. Kata orang-orang di Pontianak, “ belum sampai ke kote Pontianak kalau belom pernah nyentoh istanenye.” 


Nah, jadi kalian belum lengkap jika berkunjung ke Kota Pontianak namun tidak tahu tentang asal muasal dari penamaan Pontianak  sendiri. Untuk penamaan sendiri masih terjadi simpang-siur pendapat para ahli sejarahwan.

Namun alhamdulillah kemarin penulis berkunjung ke Komplek Istana Kadriah dan bertemu  langsung dengan salah satu sesepuh istana disana. Biar tidak ada rasa penasaran penulis pun langsung mewancarai dan berdiskusi dengan beliau tentang Asal-muasal berdirinya kota pontianak. Ingin tahu kisahnya? Checkidot.

Tepat Pada Tanggal 4 Desember 2020, penulis dan rekan kerja mengunjungi komplek Istana Kesultanan Kadriah. Saat disana penulis menemui seorang sesepuh istana yang bernama Syarief Ahmad Almuthathar yang berusia 71 Tahun.  Beliau tinggal tepat disamping komplek istana. 

Kami pun menemui beliau di kediamannya pada sore hari. Istana kadriah sendiri penulis pilih karena ingin mengangkat kembali tempat wisata sejarah yang ada di kota pontianak dan yang paling populer menurut penulis sendiri ialah Komplek Istana Kadriah.

Memang banyak yang berkunjung kesana, namun tidak sedikit dari kita yang tahu akan sejarahnya. Nah, pada tulisan kali inilah penulis menuliskan hasil wawancara penulis dengan salah satu sesepuh istana. 

Penulis mohon maaf jika ada perkataan dan penulisan yang salah. Sebab penulis menuliskan tulisan ini berdasarkan data fakta wawancara penulis dengan narasumber.


Cerita Sejarah menurut salah satu Sesepuh



Img : wawancara bersama sesepuh kesultanan

Menurut narasumber  bapak Syarif Achmad Al-Mutahar  beliau adalah termasuk sesepuh kesultanan Kadriah yang penulis temui pada saat itu, Beliau berada di kediamannya tepat di samping Komplek Istana Kesultanan Kadriah. 

Beliau berpendapat bahwa asal muasal berdirinya Kota Pontianak berawal tidak terlepas dari kisah empat orang ulama yang berasal dari hadramaut, Yaman. 

Salah satu dari empat orang ulama tersebut terdapat salah  seorang sosok ayah dari Sultan Abdurrahman Alkadrie ( Sultan Pertama Kesultanan Kadriah, Pontianak) yang bernama Alhabib Husain Alkadrie. Pada saat itu ayah dari sang Sultan berangkat dari hadrahmaut untuk menyelesaikan tugasnya yaitu berdakwah dan menyebarkan agama islam. 

Negeri pertama yang disinggahi oleh Habib Husain Alkadrie adalah Trengganu. Sekarang merupakan bagian wilayah negara Kerajaan Malaysia. 

Sesampainya di Negeri Trengganu Habib Husain memutuskan untuk berpisah dengan rombongan tersebut. Salah satu dari anggota tersebut yang berjumlah empat orang ada yang berlayar menuju negeri Siak dan ada juga yang menetap di Trengganu (Malaysia), dan dua orang berlayar menuju negeri Aceh. 

Dua orang itu adalah Alhabib Syarif Abu Bakar Al-Idrus dan Alhabib Husain Alkadrie. Kemudian selang beberapa waktu Alhabib Husain Alkadrie memutuskan kembali berlayar ke pulau Jawa tepatnya di Batavia yang sekarang dikenal dengan nama Jakarta. 

Nah, Tujuh bulan kemudian setelah berdakwah dan menyebarkan agama islam di Batavia. Alhabib Husain Alkadrie, memutuskan untuk pindah ke Semarang, Jawa Tengah. Pada saat berada di Semarang, Jawa Tengah. Habib Husain Alkadrie bertemu dengan seorang guru pengajar Agama Islam atau ulama pengajar yang bernama Syech Salim Hambal.

Pada saat bertemu Alhabib Husain Alkadrie beliau mengutarakan amanah gurunya yang berada di hadrah maut kepada Syech Salim Hambal. Amanah tersebut berupa pesan bahwa, Alhabib Husain Alkadrie mendapat mandat dari gurunya yang berada di hadrahmaut untuk berdakwah ke negeri Timur. 

Saat itu pula Syech Salim Hambal menyarankan Alhabib Husain Alkadrie untuk berdakwah ke negri Matan, Tanjung Pura (sekarang berada di daerah Ketapang, Kalimantan Barat ). Syech Salim Hambal menghantar Alhabib Husain ke negeri Matan, Tanjung Pura untuk berdakwah dan mengajar agama Islam di sana.

Dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun Alhabib Husain Sudah terkenal di kalangan kerajaan Matan Tanjung Pura. Pada saat itu juga, Alhabib Husain diangkat sebagai mufti dikerajaan tersebut. Mufti merupakan kepala pengadilan Agama Kerajaan pada saat itu. 

Alhabib Husain pun dikawinkan oleh Raja Matan dengan seorang putrinya. Diantara anak Alhabib Husain dan putri sang Raja Matan lahirlah seorang putra yang bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie yang akan menjadi Sultan pertama di Kesultanan Kadriah. 

Habib Husain menempati wilayah Matan kurang lebih dalam kurun waktu selama dua puluh tahun. Mendengar Ketenaran seorang ulama besar di negeri Matan membuat seorang Raja dari kerajaan Mempawah yang bernama Opu Daeng Manambon, menawarkan sosok Alhabib Husain Alkadrie untuk mengajar Agama Islam di Negeri Mempawah. 

Namun, penawaran tersebut tidak diterima oleh Alhabib Husain Alkadrie sendiri. Dalam perjalanan kurun waktu dua puluh satu tahun datanglah kapal besar membawa barang-barang untuk perniagaan. Kapal itu dinakhodai oleh seorang yang bernama Ahmad. 

Setelah barang-barang dari kapal itu di bongkar ke pelabuhan negeri Matan. Rupanya sang nahkoda yang bernama Ahmad itu melakukan tindakan yang terpuji di perairan negeri Matan, Lalu ia dihukum oleh Raja Matan. Saat itu yang menjadi hakim saat pengadilan tersebut ialah Alhabib Husain Alkadrie. 

Saat itu juga Alhabib Husain Alkadrie selaku kepala pengadilan mengambil keputusan untuk memulangkan nakhoda itu ke negeri asalnya.

Mendengar putusan itu, raja matan marah kepada alhabib husain Alkadrie. Akhirnya saat kapal yang membawa nakhoda ahmad itu pulang saat ditengah perairan, dikejar oleh bala tentara kerajaan matan dan nakhoda ahmad pun dibunuh.

Mendengar berita tersebut Alhabib Husain Alkadrie kecewa. Darisinilah perselisihan pendapat antara raja matan dan Alhabib Husain Alkadrie itu pun dimulai.  Saat terjadi perselisihan pendapat Alhabib Husain Alkadrie memutuskan untuk hijrah ke negeri mempawah.

Saat mendengar Alhabib Husain Alkadrie hijrah ke mempawah. Opu daeng manambon pun menyambutnya dengan hangat. Beliau dibuatkan rumah dan tempat tinggal oleh opu daeng manambon.

Saat di negeri mempawah alhabib husain alkadrie juga mengajar agama islam disana. Tidak berselang lama pula nama sosok Alhabib husain pun dikenal dan tenar oleh kalangan kerajaan mempawah.

Seiring berjalannya waktu, Sultan Abdurrahman Alkadrie juga beranjak dewasa. Dia dipinta oleh Opu Daeng Manambon untuk mempersunting anaknya yang bernama Putri Chandramidi. Setelah melakukan perkawinan, sultan abdurrahman alkadrie pergi berlayar diberbagai negeri dengan kapalnya untuk menyebarkan agama islam.

Suatu hari setelah pulang dari berlayar sultan abdurrahman alkadrie mendapatkan kabar duka bahwa ayahnya meninggal dunia. Setelah meninggal mendiang ayahnya Sultan abdurrahman alkadrie memutuskan untuk hijrah dari negeri mempawah untuk membangun daerah yang baru.

Berlayarlah Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri menggunakan empat perahu yang dinamakan perahu kakap dari negeri mempawah. Pada saat berlayar sang sultan memasuki daerah sungai peniti ( Sekarang berada di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat ).

Saat berada di sungai peniti sultan melaksanakan solat dzuhur disana. Sebab, sultan sampai di sungai peniti saat memasuki waktu solat dzuhur. Sultan berfirasat bahwa daerah sungai peniti inilah yang akan menjadi kesultanan yang akan beliau rintis, beliau pun memutuskan untuk mendirikan tempat persinggahan sementara dan bermalaman disana. 

Pada saat bermalam dan istirahat, sultan Syarief Abdurrahman alkadrie mendapatkan sebuah mimpi.  Dikatakan bahwa didalam mimpi tersebut, bahwa tempat yang sultan singgahi untuk beristirahat bukan lah tempat yang tepat untuk mendirikan sebuah kesultanan dan tempat yang sultan singgahi saat itu diberi nama oleh masyarakat sekitar ialah  Tanjong Dzohor. 

Sultan kembali berlayar dan menuju tempat yang dimaksudkan. Akhirnya, pada saat berlayar sultan tiba di sungai kapuas yang bermuara ke jungkat.  Saat menyelusuri sungai kapuas sultan tiba di daerah batulayang, pada saat didaerah batu layang inilah sultan di kacau oleh hantu perempuan berambut panjang yang dikenal dengan hantu pontianak atau yang lebih sering dikenal dengan hantu kuntilanak.

Sang sultan merasa tidak takut dan tidak gentar mendengar gangguan dari hantu kuntilanak ini. Sultan pun mempunyai firasat bahwa inilah tempat yang akan dijadikan untuk membangun sebuah kesultanan.

Sultan turun bersama rombongan didaerah tersebut dan mendirikan sebuah masjid yang dikenal sekarang sebagai Masjid Jami’ Sultan Syarif Abdurrahman Alkadri. Menurut keterangan bapak Syarif Achmad Almuthahar, masjid tersebut dibangun tepat pada tanggal 23 Oktober 1771 dan pada tanggal inilah ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pontianak.

Setelah dua tahun berselang tepat pada tahun 1773 mendirikan sebuah masjid. Sultan mendirikan istana kesultanan yang dikenal dengan Istana Kesultanan Kadriah. Nah, darisinilah asal-muasal lahirnya Kota Pontianak.



Kota Pontianak Tempat lahirnya sang perancang Lambang negara.

Img : Rancangan Garuda Pancasila



Kalian tahu nggak siapa perancang lambang negara kita? Ternyata perancang nya lambang tersebut lahir di Kota Pontianak lho!

Namanya ialah Sultan Hamid II atau yang bernama lengkap Sultan Syarif Hamid Alkadrie bin Sultan Syarif Muhammad Alkadrie. Beliau merupakan sultan ke tujuh kesultanan kadriah Pontianak.

img : Sultan Hamid II

Pada januari 1950, Presiden Sukarno menunjuk Sultan hamid sebagai menteri tanpa portofolio dan sekaligus koordinator tim perumusan lambang negara. Tepat pada tanggal 10 Januari 1950 dalam sidang kabinet negara, diadakanlah sebuah sayembara dalam pembuatan lambang negara.

Saat itu dua karya terbaik diraih atas nama Muhammad Yamin dan Sultan Hamid II. Kemudian panitia menolak hasil rancangan Muhammad Yamid disebabkan masih mengandung banyak unsur sinar matahari yang mengesankan adanya pengaruh fasisme jepang.

Sementara itu, Rancangan Lambang Garuda Pancasila yang merupakan karya Sultan Hamid II yang ditetapkan sebagai lambang negara pada 11 Februari 1950.


Mungkin itu sajalah yang dapat penulis ceritakan dalam cerita penulis Berwisata ke Tempat Asal Muasal Berdirinya Kota Pontianak. Sekali lagi, Penulis mohon maaf jika ada perkataan dan penulisan yang salah. Sebab penulis menuliskan tulisan ini berdasarkan data fakta wawancara penulis dengan narasumber.


Semoga Bermanfaat.........




Note :

 “Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka Lomba Blog Blogger Pontianak 2020 dan bekerja sama dengan rental mobil Pontianak”.


Untuk kalian yang ingin berwisata ke kalbar atau ingin bepergian boleh order rental mobil. Caranya klik disini


Jika ingin memasang banner Iklan secara gratis di blog ini silahkan hubungi admin penulis dengan menghubungi akun E-mail yang tertera dan jangan lupa untuk berlangganan gratis di blog ini untuk dapat update tulisan setiap saat dan jangan lupa klik gambar pak endek bercerita dan follow instagramnya!


Masukan Emailmu Untuk Menjadi Visitor Premium Abida Massi